Sabtu, 17 Agustus 2013

Timnas Vs LA Galaxi Belajar dari Beckham

Oleh : Hairuzaman (Penulis adalah pemerhati sepak bola, tinggal di Serang).

 Laga persahabatan sepak bola antara Timnas Vs LA Galaxi di Gelora Bung Karno Jakarta, baru-baru ini, menjadi sebuah tontonan yang menarik. Paling tidak, timnas asuhan pelatih Rahmad Darmawan (RD) ini dapat memetik pengalaman dari laga melawan sang bintang sepak bola dunia, David Beckham Cs. Dalam lawatannya ke Indonesia, David Beckham disambut hangat oleh para pecinta sepak bola. Sang bintang pun tanpa henti dikerubuti oleh para kuli disket untuk mengambil fotonya. Tak pelak, Timnas pun akhirnya harus puas dengan skor 0-1 untuk LA Galaxi. Padahal, dalam laga ini LA Galaxi bermain tidak ngotot, seperti yang ditampilkan oleh Timnas. Mungkin ini merupakan salah satu strategi LA Galaxi lantaran harus melanjutkan lawatannya ke Fhilipina dan negeri Jiran Malaysia.

 Sehingga tim LA Galaxi harus menyimpan tenaganya. Dalam laga sepak bola yang dijejali oleh sedikitnya 70 ribu penonton di Gelora Bung Karno Jakarta itu, Beckham telah “menghipnotis” para pecandu sepak bola. Kelebihannya dalam menendang bola tampil begitu memukau penonton. Tendangan pisang yang melengkung seolah bola Beckham yang mencari orang, sepertinya sulit untuk diprediksi. Hal ini pula yang menjadi kelebihan sang bintang, David Beckham dalam menendang bola. Beckham tercatat sebagai salah satu orang terkaya dan masuk ke dalam daftar deretan sepuluh besar pemain sepak bola dunia. Kekayaan Beckham berada di urutan nomor enam, masih di atas salah seorang pemain Real Madrid, Christiano Ronaldo. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang mengincar Beckham untuk kepentingan bisnisnya. 




Hal ini pula yang menjadi pundi-pundi kekayaan Beckham dalam menggeluti olah raga bergengsi didunia ini. Timnas pun harus berbangga lantaran LA Galaxi menurunkan semua pemain intinya. Paling tidak, Timnas harus bisa mempelajari teknik bermain sepak bola yang diperagakan oleh LA Galaxi sebagai pemain dunia. Bahkan, pertandingan persahabatan seperti ini harus sering dilakukan oleh anak-anak asuhan Rahmad Darmawan. Selain dengan LA Galaxi, Timnas juga harus mengundang club sepak bola ternama didunia lainnya, seperti Real Madrid, Manchester United, dan club besar sepak bola dunia lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh club sepak bola Malaysia dan Fhilipina. Kekalahan Timnas Senior di ajang piala AFF dan Timnas U-23 di Sea Games beberapa waktu lalu, merupakan kegagalan yang harus dibayar mahal. Padahal Timnas U-23 berpeluang besar untuk menjuarai pertandingan di Sea Games ketika final melawan Malaysia. Timnas U-23 tampak cepat merasa puas setelah sebelumnya berhasil lebih dulu menjebol gawang Malaysia. Namun, serangan gencar pun akhirnya menjadi berbalik, dan Malaysia akhirnya berhasil membalas kekalahannya. Timas U-23 akhirnya harus menerima kekalahan setelah adu finalti. Memang patut kita akui bahwa kehadiran pemain asal “Mutiara Hitam” antara lain, Titus Bonai (Tibo), Patrich Wanggai dan Okto Maniani, mempunyai kontribusi yang bagus. Bahkan, kehadiran stricker “tiga serangkai” ini pula yang membakar api semangat bagi Timnas U-23 lainnya. Dengan begitu, Timnas U-23 tinggal memperkuat di lini tengah dan belakang agar tidak mudah kebobolan oleh lawan. Namun, kemajuan didunia persepakbolaan nasional sekarang ini tumbuh begitu pesat. Kehadiran pemain naturalisasi seperti Christian Gonzales, Greg Nicolo, Victor Ivonevo, Diego dan pemain naturalisasi yang lainnya akan menjadi celah Timnas untuk lebih maju lagi. Sebab, dengan merekrut para pemain naturalisasi ini kekuatan Timnas akan tampak lebih solid. Sekarang tinggal pelatih Rahmad Darmawan yang harus mampu “memolesnya”. Bravo Sepak bola Indonesia !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar