Sabtu, 17 Agustus 2013

Timnas Vs LA Galaxi Belajar dari Beckham

Oleh : Hairuzaman (Penulis adalah pemerhati sepak bola, tinggal di Serang).

 Laga persahabatan sepak bola antara Timnas Vs LA Galaxi di Gelora Bung Karno Jakarta, baru-baru ini, menjadi sebuah tontonan yang menarik. Paling tidak, timnas asuhan pelatih Rahmad Darmawan (RD) ini dapat memetik pengalaman dari laga melawan sang bintang sepak bola dunia, David Beckham Cs. Dalam lawatannya ke Indonesia, David Beckham disambut hangat oleh para pecinta sepak bola. Sang bintang pun tanpa henti dikerubuti oleh para kuli disket untuk mengambil fotonya. Tak pelak, Timnas pun akhirnya harus puas dengan skor 0-1 untuk LA Galaxi. Padahal, dalam laga ini LA Galaxi bermain tidak ngotot, seperti yang ditampilkan oleh Timnas. Mungkin ini merupakan salah satu strategi LA Galaxi lantaran harus melanjutkan lawatannya ke Fhilipina dan negeri Jiran Malaysia.

 Sehingga tim LA Galaxi harus menyimpan tenaganya. Dalam laga sepak bola yang dijejali oleh sedikitnya 70 ribu penonton di Gelora Bung Karno Jakarta itu, Beckham telah “menghipnotis” para pecandu sepak bola. Kelebihannya dalam menendang bola tampil begitu memukau penonton. Tendangan pisang yang melengkung seolah bola Beckham yang mencari orang, sepertinya sulit untuk diprediksi. Hal ini pula yang menjadi kelebihan sang bintang, David Beckham dalam menendang bola. Beckham tercatat sebagai salah satu orang terkaya dan masuk ke dalam daftar deretan sepuluh besar pemain sepak bola dunia. Kekayaan Beckham berada di urutan nomor enam, masih di atas salah seorang pemain Real Madrid, Christiano Ronaldo. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang mengincar Beckham untuk kepentingan bisnisnya. 




Hal ini pula yang menjadi pundi-pundi kekayaan Beckham dalam menggeluti olah raga bergengsi didunia ini. Timnas pun harus berbangga lantaran LA Galaxi menurunkan semua pemain intinya. Paling tidak, Timnas harus bisa mempelajari teknik bermain sepak bola yang diperagakan oleh LA Galaxi sebagai pemain dunia. Bahkan, pertandingan persahabatan seperti ini harus sering dilakukan oleh anak-anak asuhan Rahmad Darmawan. Selain dengan LA Galaxi, Timnas juga harus mengundang club sepak bola ternama didunia lainnya, seperti Real Madrid, Manchester United, dan club besar sepak bola dunia lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh club sepak bola Malaysia dan Fhilipina. Kekalahan Timnas Senior di ajang piala AFF dan Timnas U-23 di Sea Games beberapa waktu lalu, merupakan kegagalan yang harus dibayar mahal. Padahal Timnas U-23 berpeluang besar untuk menjuarai pertandingan di Sea Games ketika final melawan Malaysia. Timnas U-23 tampak cepat merasa puas setelah sebelumnya berhasil lebih dulu menjebol gawang Malaysia. Namun, serangan gencar pun akhirnya menjadi berbalik, dan Malaysia akhirnya berhasil membalas kekalahannya. Timas U-23 akhirnya harus menerima kekalahan setelah adu finalti. Memang patut kita akui bahwa kehadiran pemain asal “Mutiara Hitam” antara lain, Titus Bonai (Tibo), Patrich Wanggai dan Okto Maniani, mempunyai kontribusi yang bagus. Bahkan, kehadiran stricker “tiga serangkai” ini pula yang membakar api semangat bagi Timnas U-23 lainnya. Dengan begitu, Timnas U-23 tinggal memperkuat di lini tengah dan belakang agar tidak mudah kebobolan oleh lawan. Namun, kemajuan didunia persepakbolaan nasional sekarang ini tumbuh begitu pesat. Kehadiran pemain naturalisasi seperti Christian Gonzales, Greg Nicolo, Victor Ivonevo, Diego dan pemain naturalisasi yang lainnya akan menjadi celah Timnas untuk lebih maju lagi. Sebab, dengan merekrut para pemain naturalisasi ini kekuatan Timnas akan tampak lebih solid. Sekarang tinggal pelatih Rahmad Darmawan yang harus mampu “memolesnya”. Bravo Sepak bola Indonesia !

TRAGEDI BERDARAH DI KM.79

Jakarta, Tragedi film berjudul “Kuntilanak Duyung” dengan lokasi syuting di tol Jagarawi Km.79 ternyata mengundang polemik. Pasalnya, lokasi syuting film kuntilanak duyung dengan pemeran utama artis seksi Dewi Persik, merupakan tempat tragedi berdarah yang merenggut nyawa istri Syaiful Jamil. Kecelakaan yang merenggut nyawa istri artis dangdut Syaiful Jamil, Anggraini yang tengah hamil tua, beberapa waktu lalu, di tol Jagorawi di Km.79 itu ternyata dijadikan sebagai moment untuk bisnis dibidang perfilman. Konon kabarnya, dilokasi syuting film kuntilanak duyung itu terkenal cukup angker dan menyeramkan. Sebab, selain dilokasi Km.79 itu telah terjadi kecelakaan maut yang menimpa istri Syaiful Jamil, juga sering terjadi kecelakaan serupa yang menimpa para pengemudi kendaraan mobil lainnya. Mendiang istri Syaiful Jamil, Anggraini seperti diakui oleh keponakannya, sering menampakkan diri dirumahnya. Bahkan, keponakannya tak percaya kalau Anggraini telah meninggal dunia. Sehingga ia masih mempercayai jika Anggraini sering tidur berdua bersamanya. Sang pemeran utama film kuntilanak duyung, Dewi Persik, membantah keras kalau tragedi berdarah di tol Jagorawi pada Km.79 itu terkait dengan kematian istri Syaiful Jamil. “Ini murni bisnis dibidang entertainment. Bahkan, kami telah melakukan syuting sebelum adanya tragedi kecelakaan yang merenggut nyawa istri Syaiful Jamil,” tegasnya. Syaiful Jamil juga membantah kalau warga Cimahi memprotes terhadap film kuntilanak duyung. “Tidak ada warga Cimahi yang protes adanya film kuntilanak duyung yang mengambil lokasi syuting di tol Jagorawi Km.79,” kilahnya. (Heru).

PT. Indah Kiat Serang Berikan Bantuan Pompanisasi

Serang, Kabupaten Serang yang terletak di ujung Pulau Jawa bagian barat, adalah salah satu Kabupaten dari 4 Kabupaten dan 3 Kota di wilayah Provinsi Banten. Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian yang sangat luas yang dikelola oleh masyarakat. Salah satu mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Serang adalah dalam bidang pertanian. Tepatnya di daerah Kabupaten Serang bagian utara, jika kita berkunjung ke wilayah tersebut, disana dapat kita saksikan terbentang luas area pertanian yang diselimuti indahnya padi menguning. Public Affair PT. Indah Kiat Serang, Lia Suci Mulyawati, menjelaskan, kondisi persawahan di Kabupaten Serang merupakan sawah tadah hujan, dimana sumber air berasal dari curah hujan. Sementara pada masa sekarang ini, kondisi musim tampak sedang tidak bersahabat, khususnya untuk daerah yang notabene-nya memerlukan air hujan, misalnya daerah persawahan. Didaerah ini juga sumber air sangat jauh dari area persawahan dan letak sungai yang lebih rendah dari saluran irigasi. Sehingga sangat dibutuhkan mesin pompa sebagai media untuk menyedot air ke area persawahan tersebut. Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan pada pertanian memasuki musim kemarau tahun 2011 ini, sambung Suci lagi, PT. IKPP Serang mengadakan program pompanisasi persawahan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) dan sudah berjalan sejak tahun 2010. Sebanyak enam unit mesin pompa diberikan untuk persawahan di empat kecamatan meliputi, Kecamatan Pontang, Tirtayasa, Tanara dan Carenang. Dikatakan Suci, pemberian 6 unit mesin pompa pada tahun ini merupakan kebutuhan untuk areal persawahan yaitu dengan memanfaatkan air dan irigasi maupun sungai. Mengingat persawahan yang ada di areal itu sebagian besar adalah sawah tadah hujan (yang akan kering saat musim kemarau). Jika tidak ada hujan, maka petani dapat mengambil air dari sungai atau irigasi melalui pompa yang diberikan. Mekanisme dalam menentukan desa yang mendapat bantuan mesin pompa, terlebih dulu berkoordinasi dengan Muspika dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian dari empat kecamatan. Mengacu pada kriteria di atas, beberapa desa yang berhak menerima bantuan mesin pompa dari PT. IKPP Serang yaitu sebagai berikut :
Spesifikasi Mesin Pompa Merk Dong Feng Model S1115 Tenaga Maksimum 24 HP / 2200 rpm Berat 185 kg Jenis Mesin Diesel Horizontal 4 langkah Jumlah Silinder 1 (satu) silinder Sistem Start Engkel Sistem Pendingin Hoper Sistem Pembakaran Direct Injection Sumber : Public Affair PT. IKPP Serang Manager Humas PT. IKPP Serang, M. Arif Mahdali, mengatakan, program ini sebagai ajang silaturahmi dengan petani Kecamatan Pontang. Disamping itu juga Pontang adalah sebagai lumbung padi untuk daerah Kabupaten Serang maupun Provinsi Banten. “Program ini sudah berjalan sejak tahun 2010. Semoga pompa ini manfaatnya sangat besar untuk masyarakat petani”, pungkasnya. Komisi II DPRD Kabupaten Serang, H. Holis Rawean. menjelaskan, pihaknya mengucapkan terima kasih atas bantuan mesin pompa untuk petani di Desa Lebak Wangi. Karena pada musim kemarau ini air sangat susah sekali, mudah-mudahan dapat terbantu”, ujarnya. Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Serang dari Komisi III, Sanggiti, menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian PT. IKPP Serang kepada masyarakat dan berharap semua program yang telah dijalankan dapat dipertahankan. “Semoga ke depan tidak hanya pompanisasi akan tetapi mesin traktor”, ungkapnya. Kepala UPT Pertanian Kecamatan Pontang, Lukman, juga mengucapkan terima kasih kepada PT. IKPP yang telah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat khususnya di Kecamatan Pontang. “Saya berharap, ke depan PT. IKPP dapat membantu petani dari segi permodalan. Karena mayoritas petani disini adalah petani penggarap yang pendapatannya dibawah Rp.1 juta”, kilahnya. Camat Pontang yang diwakili Sekmat, H. Rohili. Menuturkan, pihaknya mengucapkan banyak terima kasih kepada PT. IKPP yang telah banyak membantu masyarakat khususnya di Kecamatan Pontang. Semoga program seperti ini tetap terus berjalan. Manager Humas PT. Indah Kiat Serang, M. Arif Mahdali, tampak tengah menyerahkan bantuan mesin pompa secara simbolis kepada salah seorang kelompok tani, belum lama ini.
Salah seorang Staf Public Affair PT. IKPP Serang, Imam Yustisa, tengah menyerahkan hewan qurban secara simbolis kepada salah seorang warga, belum lama inmi. (Foto : Istimewa).

Program Peduli PT. Indah Kiat Serang WARGA DESA TANARA SERBU PENGOBATAN GRATIS

Serang, Berantas Ratusan warga Desa Tanara, Kecmatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Selasa, pekan lalu, mendatangi kantor desa setempat untuk mendapatkan pengobatan massal secara gratis. Pengobatan massal gratis itu digelar oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp. Tbk (PT. IKPP) Serang bekerjasama dengan LSM Karya Masyarakat Bahari Provinsi Banten. Hadir dalam kegiatan pengobatan massal gratis itu antara lain, Kepala Desa Tanara H. Fahruroji, Camat Tanara H. Satiri, Kanit Serse Polsek Kecamatan Tanara Edi, dan undangan lainnya. Sementara itu, dari PT. Indah Kiat Serang yang hadir beberapa orang staf Humas antara lain, Haryanto RH, Dani K. Kusumah, Alan Novianto S, serta beberapa orang staf Humas lainnya. Tampak pula hadir Tim medis PT. Indah Kiat Serang. Sejak pagi, warga Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, tampak begitu antusias mendatangi kantor Desa Tanara untuk mendapatkan pengobatan massal secara gratis. Antrean panjang pun tampak sejak pagi hingga sore mulai dari anak-anak, kalangan remaja dan bahkan dewasa. Salah seorang Staf Humas PT. Indah Kiat Serang, Dani K. Kusumah, dalam sambutannya, mengatakan, kegiatan pengobatan gratis merupakan salah satu program Community Social Responsibility (CSR) yang digulirkan oleh PT. Indah Kiat Serang secara rutin. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat pedesaan yang kurang mampu akan tetapi sangat membutuhkan bantuan kesehatan. Selain memberikan pengobatan gratis, pihak PT. Indah Kiat Serang juga memberikan bantuan obat-obatan dan susu kaleng kepada warga. (Tim Berantas).

KELAS IDEAL DALAM IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

KELAS IDEAL DALAM IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan merupakan salah satu komponen pendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk menciptakan suasana tersebut, dibutuhkan keterampilan dari seorang guru atau pendidik. Suasana belajar yang kondusif tidak terlepas dari bagaimana seorang guru dapat menata kelas sedemikian rupa, sehingga menciptakan kenyamanan dan proses belajar-mengajarpun menyenangkan. Pengaturan ini meliputi pengaturan fisik, seperti pengaturan siswa, pengaturan tempat duduk siswa, letak papan tulis, ventilasi udara dan sebagainya, dan pengaturan nonfisik, berupa penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar yang berasal dari lingkungan. Apabila suasana kelas telah kondusif dan berlangsung secara kontinyu (berkesinambungan) maka dapat dipastikan keberhasilan atau tujuan pengajaran pada saat itu dapat tercapai, demikian itu merupakan implikasi dari suatu kelas yang ideal. A. Penataan Ruang Kelas Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu: 1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan) Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran. 2. Accesibility (mudah dicapai) Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja. 3. Fleksibilitas (Keluwesan) Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok. 4. Kenyamanan Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas. 5. Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu: • Ukuran bentuk kelas • Bentuk serta ukuran bangku dan meja • Jumlah siswa dalam kelas • Jumlah siswa dalam setiap kelompok • Jumlah kelompok dalam kelas • Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita). Berkaitan dengan penataan ruang kelas belajar maka pada penulisan makalah ini hanya berkaitan dengan pengelolaan kelas berupa penempatan tempat duduk siswa saja. B. Tempat Duduk Siswa Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang. Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas. Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk yang bias digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk berjejer kebelakang digunakandalam kelas dengan metode belajar ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi setengah lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk dengan metode kerja kelompok atau bahkan bentuk pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie (2007: 52) ada beberapa model penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya seperti: • Meja tapal kuda, siswa bekelompok di ujung meja • Penataan tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan • Meja Panjang • Meja Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan • Meja berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja Dan masih ada beberapa bentuk posisi tempat duduk yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif ini. Dalam memilih desain penataan tempat duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas yang kan disesuaikan pula dengan metode yang akan digunakan. Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi para siswa. C. Penggunaan Sumber Belajar dan Pemanfaatan yang Berasal dari Lingkungan Selain pengaturan fisik, hal yang tidak kalah pentingnya yaitu pengaturan sumber belajar. Keterampilan guru dalam memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan memiliki nilai tersendiri dan dapat menciptakan suasana kelas yang berbeda atau tidak monoton lantaran penggunaan sumber belajar yang berasal dari satu sumber saja. Efektivitas sumber belajar yang berasal dari lingkungan dalam menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan adalah tergantung pada bagaimana seorang guru dapat memanfaatkan apa-apa yang ada di sekitar. Misalnya pada pelajaran biologi, idealnya kelas tidak hanya diselenggarakan di dalam ruangan kelas (kelas dalam arti sebenarnya), tetapi dapat juga dilakukan di alam terbuka, karena di alam terbuka akan banyak tersedia sumber belajar yang dapat dimanfaatkan seorang guru pada mata pelajaran biologi. Jadi intinya, bagaiamana kepiawaian seorang guru memanfaatkan segala apa yang ada di sekitar, sesuai dengan tema atau materi yang akan diajarkan, hal ini penting demi terciptanya suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Sebuah uraian singkat tentang “Kelas Ideal Dalam Implikasinya Terhadap Proses Pembelajaran” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata Kuliah PPL II yang dibawakan oleh Drs. H. Adung Abdul Mukti. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga rampungnya tugas ini. Kami merasa bahawa dalam penyusunan tugas ini masih teradapat kekurangan, oleh karenanya, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyususan selanjutnya agar lebih baik. Semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi semua pembaca pada umumnya. Serang, April 2010 KELAS IDEAL DALAM IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN Oleh : Apud Ismail Jazuli Madkadi Sukbari INSITUT AGAMA ISLAM BANTEN (IAIB) 2010

Lampung Selatan Pasok Buah-buahan

ke Jawa Kalianda, Lampung Selatan - Kabupaten Lampung Selatan memasok buah-buahan ke Pulau Jawa, khususnya Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. "Jenis yakni yang dikirim adalah buah dataran tinggi seperti manggis, duku, durian, sirsak dan cempedak," kata pedagang pengumpul di Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Siswoyo, Minggu. Dia mengatakan buah-buahan tersebut didapatkan dari petani sekitar dengan jumlah pasokan mencapai dua sampai tiga truk per harinya yang dikirimkan untuk sejumlah pasar buah di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. "Masa panen buah di Lamsel terjadi secara serentak seperti sekarang ini seperti di Kecamatan Katibung, Sidomulyo, Kalianda, Penengahan, Tanjungbintang, Bakauheni, Rajabasa, dan Ketapang" kata dia. Dia mengatakan, harga buah di Pulau Jawa mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan pasar lokal Lampung, dengan keuntungan bersih sekitar satu hingga dua juta dalam sekali pengiriman. Hal senada juga dikatakan oleh pengumpul di Kecamatan Tanjungbintang, M Nur, yang mengaku buah-buahan asal Lamsel cukup diminati pasar luar daerah karena kualitasnya tidak kalah dengan daerah lain. Dia mengaku selama memasok buah-buahan ke luar daerah selalu habis terjual di pasar karena permintaan sangat tinggi bahkan terkadang kekurangan pasokan. "Buah-buahan musiman yang paling besar dipasok adalah manggis, durian, duku, cempedak," kata dia. Namun dia mengatakan pengiriman buah-buahan itu hanya musiman saja karena panen terjadi dalam kurun waktu setahun sekali, sedangkan yang rutin sepanjang tahun adalah kelapa dan buah pisang. Sementara itu, pedagang musiman untuk durian, manggis, duku, dan cempedak, menjamur di sepanjang jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Lampung Selatan dengan pangsa pasar para pengguna jalan yang berasal dari beberapa provinsi di Sumatra dan Jawa. (Ims)

Ekspor Buah-buahan Indonesia Capai 240 Juta Dolar

Jakarta - Nilai ekspor buah-buahan Indonesia ke sejumlah negara di Asia, khususnya ASEAN dan Timur Tengah dalam setahunnya mencapai 240 juta dolar AS. "Meski tidak begitu besar, namun prospek sejumlah komoditas buah-buahan kita sudah punya pangsa pasar di luar negeri," kata Direktur Tanaman Buah dan Hortikulutura Departemen Pertanian RI, Wini Dian Wibawa usai membuka ajang Citrus Holiday Festival 2009 di Taman Wisata Mekarsari Cileungsi, Bogor, Minggu. Menurut dia, komoditas buah-buahan unggulan yang punya pasar di luar negeri di antaranya manggis, mangga, melon dan semangka yang saat ini tinggi permintaan dari sejumlah negara, di antaranya melon dan semangka ke Malaysia, Singapura dan Hongkong. Selain itu, kata dia, buah salak yang kini sangat kompetitif disukai masyarakat negara China, setiap pekannya di ekspor 15 ton salak. "Memang untuk menembus pasaran di China ini kami menjajaki selama dua tahun, karena sulitnya persyaratan yang diberlakukan negara tersebut," katanya. Pemerintah China, kata Wini, awalnya memberikan persyaratan yang harus dilakukan dengan mengirimkan tim audit pemeriksaan yang datang langsung melihat kebun salak yang akan di kirim ke negara itu. "Salak tidak boleh sembarangan kebunnya harus diregistrasi artinya mutu buahnya, cara pengemasan dan lainnya harus tercatat," katanya. Sedangkan untuk impor, jelas Wini, untuk impor memang sekitar tiga persen kebutuhan buah di pasaran berasal dari luar negeri terutama yang perkembangannya di Tanah Air kurang begitu bagus. Menurut dia, impor itu masih didominasi buah pir, apel dan urutan ketiga buah jeruk khususnya jenis mandarin sebanyak 80 ribu ton/tahun. "Buah jeruk ini memang menjadi tantangan untuk kita yang mayoritas dikenal di masyarakat," katanya Ia mengatakan, ke depan pemerintah berupaya mengembangkan jeruk keprok yang yang banyak di daerah Soe (NTT), Garut (Jabar) dan Baru (Jatim) untuk bisa menggantikan jeruk siem yang selama ini masih mendominasi pasaran dalam negeri. Produksi jeruk di Indonesia, sebanyak 2,5 juta ton/tahun diantaranya sekitar 85 persen jenis siem yang banyak dihasilkan seperti Medan (Sumut) dan Pontianak (Kalbar). "Jadi jeruk Keprok ini juga nantinya diprogramkan untuk menguasai pasar dalam negeri, untuk menyaingi jeruk Mandarin yang punya kesamaan sifat dan rasa," jelas dia. Sementara pakar buah, Reza Tirtawinata mengatakan varietas jeruk banyak sekali belum terhitung puluhan di Tanah Air, bahkan Indonesia merupakan negara terkaya dalam keanekaragaman jenis. Ia mengatakan, salah satu jeruk yang ada di Indonesia tidak dimiliki negara lain yaitu jenis jeruk liar hanya ditemukan di pantai Jepara, Jawa Tengah "Jeruk itu itu dicari oleh para ahli jeruk dunia, karena dia punya daya tahan terhadap penyakit," katanya. Jadi Taman Wisata Mekarsari mengoleksi untuk disilangkan dengan jeruk yang sudah komersialkan menghasilkan sifat-sifat tahan terhadap hama dan penyakit Jeruk itu, tambah dia, belum ada nama lokalnya, sehingga perlu diidentifikasi dan diusulkan sebuah nama ilmiah untuk dibakukan , bentuknya kecil sekali seperti melinjo pohonnya berduri-duri, tahan kering dan tahan hama penyakit. Menurutnya, jeruk itu justru dicari para ahli jeruk dunia, sedangkan Indonesia yang mempunyai keunggulan ini justru belum melakukan apa-apa, hanya baru mengoleksi saja dan program pemuliaan itu membutuhkan waktu 5-10 tahun, baru bisa masuk ke dalam jeruk-jeruk komersial. "Upaya ini dilakukan supaya kita berkebun jeruk itu semua tahan serangan hama meski rasanya pahit, tapi yang penting bukan rasa adalah ketahanan terhadap hama dan penyakit," katanya. (Dw)

Kelapa Sawit Sebagai Potensi Bisnis Perkebunan Kalimantan

Pulau Kalimantan memang dianugerahi berbagai macam sumber daya alamnya dan lahan perkebunan yang luas. Kelapa sawit salah satunya. Usaha perkebunan kelapa sawit sangat menguntungkan. Kelapa sawit sangat bermanfaat mulai dari industri makanan sampai industri kimia. Industri makanan mentega, shortening, coklat, additive, ice cream, pakan ternak, minyak goreng, produk obat–obatan dan kosmetik, krim, shampoo, lotion, pomade, vitamin and beta carotene juga memerlukan minyak sawit. Industri berat dan ringan, industri kulit (untuk membuat kulit halus dan lentur dan tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi), cold rolling and fluxing agent pada industri perak, dan juga sebagai bahan pemisah dari material cobalt dan tembaga di industri logam juga membutuhkan bahan baku dari hasil kelapa sawit. Bahkan minyak sawit dibutuhkan juga untuk industri kimia seperti detergen, sabun, dan minyak. Sisa-sisa dari industri minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir furniture, bahan anggur. Produk Utama Kelapa Sawit Produk turunan CPO bisa dipasarkan untuk perusahaan yang memproduksi minyak goreng kelapa sawit, margarine, shortening, vanaspati (Vegetable ghee), ice creams, bakery fats, instans noodle, sabun dan detergent, cocoa butter extender, chocolate dan coatings, specialty fats, dry soap mixes, sugar confectionary, biskuit cream fats, filled milk, lubrication, textiles oils dan bio diesel. Produk turunan minyak inti sawit bisa dipasarkan untuk perusahaan yang memproduksi shortening, cocoa butter substitute, specialty fats, ice cream, coffee whitener/cream, sugar confectionary, biscuit cream fats, filled mild, imitation cream, sabun, detergent, shampoo dan kosmetik. Ampas Tandan Kelapa Sawit Bisa Dimanfaatkan Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kalium dan berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya pupuk yang dihasilkan. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk organik, pupuk kompos maupun pupuk kalium. Fungsi lain TKKS juga sebagi bahan serat untuk bahan pengisi jok mobil dan matras, dan polipot. Pelepah pohon dan CPO dapat dijadikan ekstrak untuk Vitamin E. Batang pohon dapat dijadikan “fiber board” untuk bahan baku mebel, kursi, meja, lemari dan sebagainya. Ampas tandan/buangan sisa pabrik dapat dijadikan serbuk pengisi kasur, bantalan kursi, dan sebagainya. Pasar Kelapa Sawit Secara historis pertumbuhan produksi minyak sawit dunia selama dua dasawarsa terakhir ini mengalami kenaikan sekitar 7,3% pertahun. Perkembangan minyak sawit dunia ini sangat dipengaruhi oleh produksi minyak sawit dari negara Malaysia dan Indonesia yang memberikan kontribusi sebesar 80% dari produksi dunia. Berdasarkan data Oil Word diperkirakan produksi CPO lima tahun ke depan akan meningkat tapi lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi masyarakat dunia. Tingkat produksi CPO dunia masih dikuasai oleh Malaysia dengan pengusaan 50% market dunia, sedangkan Indonesia berada pada tingkat kedua dengan 30% penguasaan market dunia. Saat ini Indonesia dan Malaysia merupakan produsen utama CPO dunia dengan menguasai lebih dari 80% pangsa pasar. Negara-negara produsen lainnya, seperti Nigeria, Kolombia, Thailand, Papua Nugini, dan bahkan Pantai Gading, boleh dibilang hanya menjadi pelengkap. Malaysia menempati peringkat teratas dengan volume produksi pada 2003 mencapai 13,35 juta ton. Sementara Indonesia masih 9,75 juta ton. Menurut ramalan Oil World, volume produksi CPO Indonesia pada 2010 bakal mencapai 12 juta ton. Namun, agaknya ramalan itu bakal meleset. Sebab, pada 2004 saja volume produksi CPO Indonesia sudah mencapai 11,5 juta ton. Itu sebabnya banyak kalangan optimis volume produksi CPO Indonesia bakal segera mengalahkan Malaysia, terlebih jika melihat luas lahan di Malaysia yang kian terbatas, sementara di Indonesia masih begitu luas. Produksi minyak sawit (CPO) di dalam negeri diserap oleh industri pangan terutama industri minyak goreng dan industri non pangan seperti industri kosmetik dan farmasi. Namun, potensi pasar paling besar adalah industri minyak goreng. Potensi tersebut terlihat dari semakin bertambahnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada pertambahan kebutuhan pangan terutama minyak goreng. Sampai tahun 1997 produksi minyak goreng Indonesia baru mencapai 3,1 juta ton dengan kontribusi minyak goreng sawit 2,3 juta ton (74 %). Kebutuhan untuk memproduksi minyak goreng sawit sebesar itu memerlukan 3,3 juta ton minyak sawit. Penetapan Harga Pada dasarnya, ada 2 kekuatan besar yang berpengaruh pada pembentukan harga komoditas kelapa sawit, yaitu kekuatan pasar (marketing forces) dan pengendalian oleh pemerintah (government intervention). Dengan demikian, penetapan harga kelapa sawit didasarkan pada kekuatan pasar, tingkat persaingan dan juga pengendalian pemerintah. Setelah itu penetapan harga kelapa sawit harus disesuaikan dengan harga jual dalam dan luar negeri, dengan perincian sebagai berikut: 1. Harga jual dalam negeri. Kedudukan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku minyak goreng yang merupakan 9 bahan pokok menyebabkan pemerintah tidak berlepas tangan. Disini perusahaan perkebunan kelapa sawit berhadapan dengan pihak prosesor, yang oleh pemerintah sudah ditentukan bahwa harga jual produksi prosesor dalam bentuk minyak goreng harus terjangkau oleh rakyat, sehingga mau tidak mau perusahaan harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah tersebut. 2. Harga jual luar negeri. Penetapan harga dilakukan dengan cara open tender atau dengan cara competitive bidding. Demi kelancaran perluasan pasar dan pengamanan terhadap risiko sengketa, risiko claim, atau hal-hal lain yang dapat merugikan, dalam kontrak penjualan akan menggunakan ketentuan yang telah diatur oleh International Trade Association (Asosiasi Komoditi International). Dengan adanya faktor-faktor penetapan harga tersebut diatas, perusahaan kelak akan terus meneruskan melakukan penghematan biaya produksi guna menghasilkan marjin laba yang signifikan Risiko Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit 1. Pencurian Hasil Panen Lahan budidaya yang luas dan jumlah kelapa sawit yang banyak mengakibatkan susahnya pengawasan dan pengontrolan. Pencurian dan penjarahan hasil panen selalu saja terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya pengamanan yang ekstra. Tetapi untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. 2. Gagal Panen Penyakit dalam bentuk jamur, gulma dan hama yang menyerang pada perkebunan kelapa sawit sangat sulit dihilangkan dan bisa menular ke seluruh areal perkebunan, sehingga mengakibatkan gagal panen. 3. Harga yang Naik Turun Harga pasar sewaktu-waktu dapat naik dan turun karena kelapa sawit merupakan komoditas yabg harganya mengikuti pasar di dunia dan kebijakan pemerintah. Hal ini bisa berdampak bagi siapapun yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. (Ims)

Bunga Tinggi, Kelompok Tani Lentera Tolak Bantuan PUAP

Jambi - Kelompok Tani Lentera RT28, Desa Kasang, Kabupaten Muarojambi, menolak bantuan Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan (PUAP) dari pemerintah pusat sebesar Rp100 juta melalui Dinas Pertanian setempat karena bunganya terlalu tinggi. Menurut Ketua Kelompok Tani Lentara Sunarko di Jambi, Selasa, kelompok tani yang diketuainya itu menolak menerima bantuan dari pemerintah karena adanya beberapa persaratan yang diajukan oleh salah seorang Petugas Penyuluh Lapangan berinisial Rml. "Bantuan dari pemerintah itu setahu saya besarnya Rp100 juta untuk satu gabungan kelompok tani. Dari jumlah tersebut baru cair sebesar 70 persen pada Agustus 2009 lalu, itu pun dipotong bunga selama satu tahun," katanya. "Sedangkan yang 40 persen lagi tidak diketahui kemana perginya. Yang kami heran PPL kok ikut dalam mengurus bantuan, padahal setahu kami PPL itu tugasnya hanya mendampingi petani," kata Sunarko lagi. Seharusnya jika bantuan tersebut turun sebesar Rp100 juta maka setiap petani mendapat bantuan sekitar Rp8 juta. Namun kondisinya, petani hanya mendapatkan Rp5 juta, itu pun langsung dipotong pajak sebesar 1,5 persen dari pinjaman. Selain itu, setiap bulannya petani harus mengangsur sebesar Rp100.000 dari Rp1 juta uang diterima. "Jadi, jika kami menerima Rp5 juta berarti kami harus membayar Rp500 ribu per bulan," katanya yang dibenarkan petani lainnya. Sunarko juga mengatakan, dirinya pernah mengusulkan agar angsuran dibayar empat bulan sekali, namun usulan itu ditolak. Akhirnya dari pada membebani, petani memilih tidak mengambil bantuan tersebut yang sebenarnya diperlukan untuk membeli jaring sawah agar terhindar dari serangan burung

Pasha Ungu

Nama : Sigit Purnomo Syamsuddin Said Laki-Laki Agama Islam Tempat Tanggal Lahir Donggala, 27 November 1979 Biografi : Pasha adalah vokalis band Ungu yang didirikan pada tahun 1996. Pasha bergabung dengan Ungu pada 1999. Pasha sendiri mengawali karirnya sebagai model dan telah muncul di beberapa iklan televisi, main sinetron dan bergabung dengan beberapa band sebelum bergabung dengan Ungu. Tidak banyak yang tahu bahwa Pasha pernah menjadi juara II lomba Adzan se Sulawesi Tengah. Cowok yang ternyata pandai mengaji ini sempat kuliah di ABA-ABI sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah dan memilih berkarir di musik. Sementara itu, dalam perjalanan hidup rumah tangganya, ayah dua anak ini pernah terlibat pemukulan dengan gitaris Marvell Band, Idea Fasha. Kasus keduanya dikabarkan akibat kecemburuan Pasha atas istrinya, Okie Calerista Agustina Sofyan, yang jalan dengan Idea. Meski hangat dibicarakan media, keduanya berakhir dengan perdamaian. Pada 20 November 2008, Okie menggugat cerai Pasha di Pengadilan Agama Bogor.

Sani...

Pagi itu Sani pergi menyusuri jalan setapak di kampungnya untuk mencari dana sumbangan peringatan hari besar islam Isra Mi’raj. Apa saja yang dilakukan dalam rangka dakwah dan menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini selalu membuatnya bergegas dan bersemangat. Menurut pemikirannya, manusia hidup di muka bumi itu ibarat sedang menaiki sebuah metro mini. Dia akan bertemu dengan banyak orang yang mempunyai tujuan yang sama, ada pula yang hanya mengambil jalur yang sama namun akan turun dari metro mini itu sebelumnya. Ya, jika telah tiba saatnya, dia pun harus turun dari metro mini dan melanjutkan tujuannya itu. Mencari sumbangan baginya adalah cara untuk mendapatkan ridha-Nya. Walaupun ada beberapa orang yang menilai bahwa meminta-minta itu cara yang kurang baik, namun tak apalah menurutnya karena memang itu yang bisa dilakukannya.

Perbedaan Antara Model ROPERS dan Model Satuan Pelajaran

Perbedaan dari kedua model ini yaitu pada model ROPERS itu tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi di katekorikan menjadi rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar sedangkang model satuan pelajatan itu proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan.

Model Pembelajaran Satuan Pelajaran

1. Pengertian Model Satuan Pelajaran Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran. Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil (Sudjana, 2002: 137). Hal senada juga dikemukakan oleh Syaodih, (1988:218) bahwa guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan pelajaran, yang dalam implementasi kurikulum 2004 memiliki komponen kompetensi dasar, materi standar, prosedur pembelajaran/pengalaman belajar, metode dan evaluasi berbasis kelas, serta bahan/alat yang digunakan. 2. Tujuan Model Satuan Pelajaran Dalam model ini mempunyai tujuan agar guru dapat menjalankan proses pembelajaran yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut: a. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). b. Kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat dikutip/diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. c. Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar). d. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran). e. Strategi pembelajaran/scenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi. 3. Sintak Model Satuan Pelajaran Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi : 1) Kegiatan awal Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain: a) Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang dimiliki siswa. Seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa. b) Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya: - Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan guru kepada siswa. - Menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya. 2) Kegiatan inti Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya mencakup: 1) penyampaian tujuan pembelajaran; 2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan: pendekatan dan metode, sarana dan alat/media yang sesuai dll.; 3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa; 4) melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman siswa. Dalam langkah ini, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran, yaitu: v Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta, atau formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran. Sehingga cenderung metode ceramah dan Tanya jawab akan banyak digunakan. v Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajarannya lebihmengembangkan konsep/sub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas social, sikap, nilai, kerjasama, dan aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa. Kegiatan guru akan lebih banyak mengawasi dan memantau kelompok belajar, sehingga setiap siswa dalam kelompok turut berpartisipasi. v Kegiatan belajar individual, artinya setiap anak yang belajar di kelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-masing. Kegiatan belajar tersebut mungkin sama untuk setiap siswa, mungkin pula berbeda. Dalam pembelajaran individual ini setiap siswa dituntut untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini, guru harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap individu berbeda kemampuannya. Kegiatan pembelajaran individual pun dapat digunakan apabila ingin membantu proses belajar mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu untuk melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar mengajar. 3) Penutup Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ini adalah: § Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian § Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternative kegiatan di antaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan, menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi/bimbingan belajar. § Mengakhiri proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. f. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan alternative tindakan yang akan dilakukan. Beragam jenis penilaian yang dapat digunakan misalnya tes tulis, kinerja, produk, proyek/penguasaan dan lain sebagainya tergantung dari aspek apa yang hendak diukur. Teknik penyampaiannya dapat diajukan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis. g. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai dicantumkan). 4. Kelemahan Model Satuan pelajaran Dalam model ini memiliki kelemahan yaitu dalam penilaian itu harus sampai semua mata pelajaran itu selesai barulah mengadakan evaluasi akhir.

Persiapan Mengajar bagi para tenaga pendidik

Oleh : Dadan Wahidin Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam mengembangan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap persiapan mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar, diantaranya : Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksakan secara tim (team teaching) atau moving class. E. Mulyasa (2003) menyebutkan bahwa guru profesional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis, karena disamping untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran, persiapan mengajar merupakan bentuk dari “profesional accoutability”. Dengan mengutip pemikiran Cythia, E. Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa persiapan mengajar akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, dengan mengutip dari Joseph dan Leonard, dikemukakan bahwa : “ teaching without adequate written planning is sloppy and almost always ineffective, because the teacher has not thought out exactly what to do and how to do it.”   PENGEMBANGAN PERSIAPAN MENGAJAR PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tesebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan definisi utuh mengenai perencanaan pembelajaran adalah proses membantu guru secara sistematik dan menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun kemungkinan yang berhubungan dengan kebutuhan. Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain. B. KOMPONEN – KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974) hendaknya mengandung tiga komponen yang di sebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D.Moore ( 2001:126 ) bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen: 1. Tujuan 2. Materi 3. Kegiatan belajar mengajar 4. Media dan sumber belajar 5. Evaluasi 1) Tujuan Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan. Tujuan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum sampai kepada yang sempit/khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan di atasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan pula tujuan itu beriktnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya. Oleh karena iu, aspek tujuan pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus di rumuskan secara jelas dan spesifik karena menentukan arah. Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku siswa yang di inginkan, dan karenanya harus di rumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya. Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia. Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran . Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan). Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian. Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. 2) Materi Materi pelajaran merupakan unsure belajar yang penting mendapam tperhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang” dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini adalah hasil-hasil yang diharapakan misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya. Materi pelajaran yang diterima siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu kota Negara RI adalah Jakart; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945). Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya). Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika..maka….”, misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”, rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi. Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah mengoperasikan peralatan mikroskup, cara menyetel televisi. Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, dsb. Untuk membantu memudahkan memahami keempat jenis materi pembelajaran aspek kognitif tersebut, perhatikan tabel di bawah ini. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. 3) Kegiatan belajar mengajar Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dalam materi pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif bukan guru. keaktifan siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan bersama. Agar memperoleh hasil optimal, sebaiknya guru memperhatikan perbedaan individual siswa, baik aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Ketiga aspek ini diharapkan memberikan informasi kepada guru, bahwa setiap siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, sekalipun dalam tempo yang berlainan. Guru harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar mandiri. Guru juga harus mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai salah satu sumber yang penting dalam kegiatan eksplorasi. 4) Media dan sumber belajar Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dawyer (1967) berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan audio visual yang mendekati realitas. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Menurut Nasution (2000) sumber belajar dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa. Pemanfaantan sumber-sumber belajar tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya. Roestiyah N.K. (1989) mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah: Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat); Buku/perpustakaan; Media massa(majalah, surat kabar, radio, tv dan lain-lain); Lingkungan alam, social dan lain-lain; Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol dan lain-lain); Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno). 5) Metode Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, msetiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat diperanggung-jawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang enar dan menolak pendapatb yang salah adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model-model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran Zigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Model pembelajaran Zigsaw membantu murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber bagi satu sama yang lain. Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran. Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan (Winamo Surakhmad). Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Contoh: Guru A dengan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah. Keduanya telah mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi hasilnya guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda. Jadi tiap guru mungakui mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang sama. 6) Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menetukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu: Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Poses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus menerus. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan (1988) secara tegas membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut: Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri…. Sedangkan arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu konteks tertentu…. Tentun saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi baik proses pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan tentang arti, tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu meliputi keduanya. Pemberian nilai dan arti ini dalam bahasa yang dipergunakan Scriven (1967) adalah formatif dan sumatif. Jika formatif dan sumatif merupakan fungsi evaluasi, maka nilai dan arti adalah hasil kegiatan yang dilakukan oleh evalusi. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian pertimbangna ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/ makna (worth and merit) dari sesuatu yang sedang di evaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk kategori kegiatan evaluasi. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan criteria tertentu. Tanpa criteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Evaluasi menurut Wand dan Brown (dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, 2007), evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Rumusan yang bersifat operasional di kemukakan Roestyah (1989) bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan belajar. Aspek evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat di capai atau tidak, apakah materi yang telah diberikan dapat dikuasai atau tidak, dan apakah penggunaan metode dan alat pembelajaran tepat atau tidak. Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah menguasai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (remidial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dan pengayaan bagi yang sudah. Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indicator yang belum mencapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Jika ditemukan sebagian siswa gagal, perlu dikaji kembali apakah instrument penilaiannya terlalu sulit, apakah instrument penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya, ataukah cara pembelajarannya (metode, media, teknik) yang digunakan kurang tepat. C. Model persiapan mengajar (ROPES dan Satpel) a) Model Pembelajaran ROPERS 1. Pengertian model pembelajaran ROPERS Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) (Anonim). 2. Tujuan model pembelajaran ROPERS Tujuan dari model ini agar guru itu membuat rencana pengajaran yang terstruktur dan prosedur yang sesuai sehingga siswa itu belajarnya secara bertahap (Anonim). 3. Sintak model pembelajaran ROPERS Langkah-langkah ROPES ini sebagai berikut: 1. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan atas: a. Guru bias memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh. b. Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai terbentuk c. Guru dapat memulai pembelajaran jika siswa-siswa sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari tu. d. Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminyaterlebih dahulu atau mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru daripada menumpuk ketidakpahaman siswa. 2. Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara 2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai keberadaannya. 3. Presentation, tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena penerimaan, tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses belajar mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan menyenangkan. 4. Exercise, yakni suatu proses untuk menberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui scenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bias dilakukan praktek di laboratorium, untuk bahasa, membaca al-Qur’an, mengkafani mayat biasa dilakukan di kelas, jika tidak, sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman manipulatif melalui berbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja, tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan lewat peragaan-peragaan, bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara penjelasan, asignment (tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya. 5. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary (kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan. 4. Kelemahan model pembelajaran ROPERS Kelemahan dari model yang dikemukakan Huns ini ialah tidak mencantumkan proses evaluasi. Yang mana proses ini sebenarnya merupakan kegiatan yang penting dilakukan, selain untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa juga dapat dijadikan infut bagi guru guna perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya (Anonim).

Masyarakat Desa Nelayan "Lamalera"

Perjalanan menuju desa nelayan itu sangat jauh. Melewati pegunungan di tengah Pulau. Lamalera memang terletak di sisi balik Lewoleba. Hutan, jurang , perkebunan jagung , belukar menjadi pemandangan dikiri kanan. Truk harus perlahan berjalan terombang ambing karena jalanan buruk yang kadang hanya tanah keras dan batu batuan. Untung saat ini bukan dalam musim hujan. Kadang melewati beberapa desa dengan jalanan aspal, sebelum kembali memasuki jalanan buruk. Setelah hampir 4 jam, truk tiba di Lamalera. Desa Nelayan yang hanya dihuni sekitar 3000 orang ini terletak di sebuah teluk di lereng kaki bukit yang menjorok ke laut. “ Baleo , Baleo “ demikian suara teriakan warga ketika melihat ikan paus di laut lepas. Suara bersambung bersahut sahutan. Anak anak kecil dan warga berlarian ke pantai. Sementara para awak paledang – kapal pemburu paus – bergegas mengeluarkan kapalnya dari garasi beratap jerami tepat di bibir pantai. Tradisi menangkap ikan paus bagi warga Lamalera sudah turun temurun sejak ratusan tahun lalu. Selain paus mereka juga memburu ikan pari , manta dan lumba lumba. Ketika bangsa portugis datang menyebarkan agama Katolik, tradisi ini sudah dijumpai disana. Perburuan ikan paus disana bukan merupakan industri dan hanya untuk konsumsi sehari hari. Jadi jika sudah cukup, mereka tidak akan memburu paus yang lewat. Kegiatan mereka dikategorikan aboriginal whaling, seperti suku suku Eskimo atau beberapa suku Indian Kanada atau Russia. Bahkan disini lebih primitif karena tidak menggunakan boat atau senapan harpun. Paus yang diburu hanya jenis sperm whale yang panjangnya berkisar 12 - 20 meter dan sering muncul di perairan Lembata. Umumnya sepanjang tahun mereka bisa saja berburu. Namun secara resmi musim berburu dimulai dengan ritual pada tanggal 1 Mei, dimana para tetua adat melakukan upacara di gunung gunung dan melakukan arak arakan menuju desa nelayan Lamalera. Babi dipotong untuk melengkapi pesta ini. Pemburu Paus copyAPerburuan paus di Lamalera memakai sistem giliran, setiap waktu berganti ganti paledang yang melaut. Ada sekitar 15 marga / keluarga di Lamalera yang masing masing memiliki Paledang yang diberi nama sendiri sendiri. Hari ini jatah diberikan kepada Paledang “ Karunia Ilahi “ Para awak kapal mendayung sekuat tenaga menuju sasaran sambil menyaandakan Hilibe , teriakan pembakar semangat. Juru pandu atau asisten Lamafa memberi aba aba kepada lamafa untuk bersiap siap dengan tombaknya. Untuk berburu ikan paus menggunakan tombak yang berbeda dengan yang digunakan untuk ikan pari atau manta. Pertempuran laut adalah perjuangan hidup dan mati. Juru tikam atau Lamafa meloncat dengan mengenggam erat tombak yang terhunus. Dengan segenap daya dan kekuatan ia menghujamkan tombak di ikan paus. Hewan yang kesakitan ini akan meronta dan mengibaskan ekornya. Banyak kasus kematian misalnya Lamafa tertimpa hempasan ekor paus yang berat, atau dia terbelit tali yang menempel di tombak dan dibawa paus ke dasar laut. Jika paus mengamuk bisa membalikan paledang dan seluruh isi kapalnya. Setelah menancapkan tombak, lamafa akan berenang menuju paledang dan mengambil tombak lainnya. Ia kembali melompat dan menancapkan ke punggung paus. Selanjutnya perjuangan antara Paus yang meronta ronta dengan Paledang yang menahannya. Jika dibutuhkan, dan paus terlalu kuat, maka paledang paledang lain akan datang membantu. Begitu paus menyerah maka seluruh awak kapal berteriak ‘ Hirkae ‘ dan paus ditarik ke pantai. Selama perjalanan menuju pantai , Lamafa terus menghujamkan pisau atau parangnya ke badan paus yang tergeret di sisi kapal. Ini untuk membuat paus cepat mati karena kehabisan darah. Cairan merah muda memenuhi laut yang biru pekat. Memang terlihat kejam. Tapi mereka para nelayan Lamalera membutuhkan untuk hidup. Hari ini Saul, sang Lamafa mengenakan kalung rosario – kalung suci salib bagai lambang penghormatan terhadap Bunda Maria – yang dipercaya akan melindunginya dalam tugasnya. Daging paus memiliki nilai yang tinggi bagi masyarakat Lamalera. Ada sistem sosial yang dipatuhi oleh seluruh masyarakat,bahwa daging paus harus di bagi ke seluruh penduduk desa. Jadi tidak hanya mereka yang menangkapnya. Pola pembagiannya adalah. Ikan dibagi menjadi 3 potongan besar, yang akan menjadi jatah tuan tanah, awak perahu dan suku pemilik perahu. Tuan tanah adalah sesepuh , tetua adat dan penduduk asli Lamalera mendapat jatah kepala ikan. Sisanya perut dan ekor untuk golongan lainnya. Tahap selanjutnya masing masing potongan dibagi lagi sesuai kontribusi dan peran masing masing orang dalam proses perburuan. Setelah itu ,mereka lalu akan membaginya kepada sanak saudara atau tetangga disebelah rumahnya tanpa kecuali. Selain daging, masyarakat Lamalera memanfaatkan minyak paus untuk bahan bakar lampu. Mengingat listrik masih menjadi sesuatu yang langka di desa ini. Umumnya listrik menyala setelah jam 6 sore, itupun terbatas. Di atas pegunungan ada desa yang dinamakan Wulandoni, disana setiap hari Sabtu sering dilakukan pasar barter. Banyak pendatang membawa barang barang seperti jagung, pisang sampai bahan bahan kebutuhan rumah tangga yang ditukarkan dengan daging paus. Masyarakat Lamalera percaya dengan lautan yang menjaganya. Mereka menganggap sakral perburuan ini. Mereka menghormati teluk yang terhampar di depannya. Pembuatan kapal paledang juga harus memenuhi persyaratan tertentu. Seperti jenis kayu yang dipakai, dan pantangan menggunakan paku un

"Tetapkan Tujuan Hidup"

Ditulis oleh: Anne Ahira Anda, "Without goals, and plans to reach them, you are like a ship that sail with no destination" -- (Fritzhugh Dodson) Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya tujuan dalam hidupnya. Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup adalah apa yang kemudian dilakukannya. Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih nasib tak berpihak padanya. Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang. Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan hidupnya tidak tercapai! Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan strategi apa yang harus diambil. 4 Cara Yang Bisa Anda Pakai Untuk Menetapkan Tujuan Hidup: 1. Apa sebenarnya keinginan Anda? Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya keinginan Anda untuk beberapa tahun ke depan? Tidak ada salahnya Anda bermimpi. Anda tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak ada biaya yang harus Anda keluarkan untuk sekedar bermimpi. ;-) 2. Kumpulkan informasi. Dengan mengumpulkan informasi, Anda bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan yang Anda inginkan, belajarlah dari mereka. Lakukan apa yang mereka kerjakan! 3. Jangan diam. Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan membawa Anda pada impian hidup yang diinginkan! 4. Tingkatkan kemampuan Jika ada cara yang Anda lakukan terbukti efektif dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka alangkah baiknya jika Anda berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan kinerja agar tujuan hidup Anda lebih cepat tercapai. Jika keempat hal di atas Anda lakukan secara terus menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah Anda akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan. Anda ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas gambaran kehidupan Anda sendiri. Dan seorang pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning' terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam hal ini, Anda pun hanya bisa sebesar dan sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Anda tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri Anda sebaik-baiknya!

PERJUANGAN AYAH

Oleh : Dr. Mohd. Hilmi b. Abdullah pustakahilmi.blogspot.com pustakahilmi@yahoo.com (Cerpen ini penulis hadiahkan khusus buat ayahanda tercinta, Ustaz Hj. Abdullah b. Jaafar yang telah kembali ke Rahmatullah pada 16 Julai 2004. Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas roh beliau). “Mama, kenapa mama menangis?” Aku menuju ke arah mama. Kulihat mama mengenyeh-genyeh mata dengan tangan kirinya. Mata mama kemerah-merahan. Mama segera berhenti menangis setelah melihat aku datang ke arahnya. “Tak adalah. Mama tak menangis, Man. Cuma mata mama ni masuk bawang”. Aku melihat ke arah jam yang tergantung di dinding. Walaupun pada ketika itu aku baru berusia sepuluh tahun, aku sudah tahu membaca jam. Aku tahu mama cuba membohongi aku. Mustahil mama sudah menumbuk bawang untuk memasak. Biasanya mama memasak pada jam dua belas tengahari, sedangkan pada masa itu baru pukul sembilan pagi. Tapi aku tidak menyalahkan mama. Aku tahu mama menangis kerana terkenangkan arwah ayah yang baru seminggu meninggal dunia. “Mama menangis kerana ingat kat ayah kan?” Aku menghampiri mama. Memeluk dan mencium mama dengan penuh kasih sayang. Mama tidak terdaya untuk menjawab soalanku tadi. Tapi mama menabahkan hatinya, menahan air mata yang sedia keluar pada bila-bila masa sahaja itu. Bagiku dan adik-adik, hanya mama seorang sahaja sekarang ni tempat kami bergantung. Aku tahu, sebagai anak sulung aku harus menunjukkan contoh yang baik kepada adik-adik. Aku mesti membuktikan kepada mama dan adik-adikku bahawa pemergian ayah tidak sia-sia. Perjuangan ayah adalah suci dan ikhlas. Pengorbanan yang ayah curahkan demi agama tidak dapat dinilai dengan apa jua sekalipun, termasuklah wang ringgit. Peristiwa yang berlaku hampir lima puluh tahun yang lalu itu masih lagi segar dalam memoriku. Pada malam itu selepas Isyak, sekumpulan lima leleki datang ke rumah untuk menemui ayah. Aku kenal sangat dengan mereka itu kerana sebelum ini pun mereka selalu datang ke rumah. Salah seorang daripadanya dikenali sebagai Datuk Mulus, iaitu pengerusi Parti Bangsa Merdeka (PBM) cawangan kampungku, Kampung Sentosa. “Ustaz Hassan, kami datang ni nak berbincang dengan ustaz fasal perpaduan orang kampung kita ni”. Datuk Mulus memulakan bicaranya dalam nada yang lembut. “Datuk, saya tak fikir orang kampung kita sekarang ni sedang berpecah. Apa yang saya nampak, mereka cuma tidak mahu menghadiri majlis-majlis yang dianjurkan oleh PBM”. Ayah menjawab dengan tenang sambil memeluk erat aku diribanya. “Inilah yang kami tidak setuju ustaz. Sepatutnya perkara ini tidak terjadi”. “Datuk, saya minta maaf. Terus terang saya ingin katakan, sebab orang-orang saya tidak mahu menghadiri majlis PBM kerana majlis tersebut tidak menepati hukum syarak. Bercampur bebas antara lelaki dan perempuan. Ada majlis tari menari. Kadang-kadang ada menora, wayang kulit, dikir barat yang karut mengarut dan sebagainya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Macam ni mana kami boleh hadir”. Panjang lebar ayahku memberi penjelasan agar Datuk Mulus dan orang-orangnya berpuas hati. Namun, Datuk Mulus mulai berubah wajah dengan jawapan ayahku itu. Ismail Golok dan Husin Komando yang mengapitnya juga kelihatan tidak senang duduk. “Begini ajelah ustaz”. Datuk Mulus cuba mengalih topik perbincangan. “Tujuan kami datang ni untuk merayu agar ustaz kembali menyertai PBM. Saya sedia berundur daripada memimpin cawangan kampung ni kalau ustaz sanggup menerima pencalonan. Bagi kami hanya inilah sahaja cara untuk penduduk kampung ini kembali bersatu”. “Kami dalam PSB (Parti Sejahtera Bangsa) ni Datuk, tidak berjuang untuk mendapatkan kedudukan dalam parti. Kami berjuang semata-mata kerana Allah, untuk menegakkan syariat-Nya dan menjadikan Islam sebagai agama yang memerintah, bukannya agama yang diperintah seperti sekarang ini”. “Kalau saya jadi pengerusi PBM kampung ni pun, belum tentu saya boleh membawa bersama semua pengikut saya. Ini kerana dalam PSB kami dididik agar melihat terlebih dahulu matlamat penubuhan sesebuah parti politik itu sebelum mengambil keputusan menyertainya”. “Dalam PBM saya tengok tidak ada fasal yang menyatakan dengan jelas perjuangan PBM adalah untuk menegakkan agama Islam. Yang ada hanyalah untuk mempertahankan Islam sebagai agama rasmi negara. Ini tidak cukup, Datuk”. Ismail Golok dan Husin Komando kelihatan semakin gelisah. Begitu juga dengan dua orang lagi pengikut Datuk Mulus, iaitu Engku Sudin dan Tok Mat Ali. “Ustaz, kalau begitulah alasan ustaz, saya tidak fikir orang-orang ustaz tidak boleh bertolak ansur. Saya boleh bawa perkara ini ke peringkat atasan. Yang pentingnya ustaz boleh pujuk orang-orang ustaz supaya beramai-ramai menyertai PBM”. “Jemput minum Datuk”. Perbincangan terhenti seketika apabila mama datang membawa enam cawan air kopi dan sepinggan keropok lekor yang baru digoreng serta sepiring pencicah. Engku Sudin sempat menjeling ke arah mama sambil meneguk sedikit air kopi yang masih panas itu. Menurut ayah, Engku Sudin pernah melamar mama pada suatu ketika dulu. Tapi lamarannya ditolak oleh atuk kerana atuk lebih mementingkan ciri-ciri keagamaan dalam memilih menantu. Justeru itu, atuk menolak lamaran Engku Sudin walaupun dia dari golongan diraja dan berharta. Setelah meminum beberapa teguk air kopi dan mengunyah sepotong keropok lekor, Datuk Mulus menyambung bicaranya dalam usahanya yang terakhir memujuk ayah kembali menyertai PBM. “Ustaz, saya fikir perjuangan ustaz dalam PSB tidak akan ke mana. Cuba ustaz fikir, peratus umat Islam di negara ini hanyalah 55% sahaja berbanding dengan bukan Islam. Jadi, kalau umat Islam berpecah belah, macam mana orang Islam boleh memerintah negara ini?”. “Lagipun ustaz, saya tidak fikir orang bukan Islam boleh menerima perjuangan PSB. Ini kerana PSB berjuang untuk menegakkan sebuah negara Islam yang tulen di negara ini. Hal ni sudah pasti ditentang habis-habisan oleh orang-orang bukan Islam kerana mereka menganggap pembentukan sebuah negara Islam akan menggugat kebebasan mereka, khususnya dalam hal-hal keagamaan”. “Selain itu, pemimpin-pemimpin PSB kebanyakannya berkelulusan agama. Mereka saya lihat kurang berkebolehan dalan bidang pentadbiran dan pengurusan. Kalau macam ni, macam mana PSB boleh meyakinkan orang-orang bukan Islam supaya menyokong perjuangan PSB serta memberi kepercayaan untuk memerintah negara ini? Saya fikir, sampai kucing bertanduk pun PSB tidak akan dapat memerintah negara ini, ustaz”. Ayah menghulurkan sepotong keropok lekor kepadaku. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bagiku, perbincangan antara ayah dengan Datuk Mulus lebih menarik perhatianku berbanding keropok lekor mama tersebut. Penerangan yang panjang lebar daripada Datuk Mulus itu langsung tidak dapat mengubah pendirian ayah. Sepanjang mendengar ucapan Datuk Mulus tadi ayahku kelihatan tenang dan langsung tidak nampak gelisah untuk menjawab segala persoalan yang ditimbulkan, termasuk sindiran yang memperkecilkan kebolehan golongan yang berpendidikan agama seperti ayah. “Macam nilah Datuk. Kami menyertai PSB atas dasar kepercayaan bahawa Islam adalah satu-satunya agama yang menyentuh seluruh kehidupan manusia, bermula dari sekecil-kecil perkara seperti adab masuk tandas sehinggalah kepada urusan memerintah negara”. “Berapa peratus umat Islam di negara ini bukan menjadi keutamaan bagi kami, kerana negara Islam Madinah yang diasaskan oleh baginda Rasulullah s.a.w. sendiri pun bukannya terdiri daripada 100% umat Islam, malah terdiri daripada pelbagai etnik yang sebahagian besarnya masih belum beragama Islam ketika negara Islam Madinah baru ditubuhkan”. “Kami percaya, dengan usaha dakwah yang kami lakukan tanpa mengenal erti penat dan lelah, dan tanpa mengharapkan balasan ganjaran dan wang ringgit, lama kelamaan orang-orang bukan Islam di negara ini akan dapat memahami Islam dengan cara yang betul”. “Yang menjadi masalahnya Datuk, bukannya orang-orang bukan Islam tetapi orang-orang Islam sendiri. Apabila kita menjelaskan ajaran Islam yang sebenar kepada orang bukan Islam, terdapat pula sebahagian daripada orang Islam sendiri yang sengaja memutarbelitkan fakta sehingga menakutkan orang-orang bukan Islam untuk memeluk agama Islam atau menyokong perjuangan Islam”. Ketika itu aku melihat muka Datuk Mulus mula kemerah-merahan. Mungkin malu atau marah agaknya. Ismail Golok dan Husin Komando pula saling berpandangan antara satu sama lain. Begitu juga dengan Engku Sudin dan Tok Mat Ali. “Kalau orang-orang bukan Islam faham tentang Islam, kami yakin mereka tidak ada masalah untuk menyokong kami. Ini kerana pemerintahan yang berasakan Islam memberikan keadilan kepada semua pihak tanpa mengira agama, bangsa, warna kulit dan taraf hidup. Islam juga memastikan kebebasan beragama, membanteras rasuah, judi dan penyalahgunaan kuasa, mementingkan keamanan dan penjagaan alam sekitar serta menjamin hak setiap individu dalam masyarakat”. “Bagi kami, kalah dalam pilihanraya bukanlah penamat kepada perjuangan kami, Datuk. Yang pentingnya, kami dapat menyampaikan dakwah kepada masyarakat melalui wadah politik. Kami percaya, lambat laun masyarakat pasti akan memberi kepercayaan kepada golongan agama untuk memerintah negara ini. Kami yakin dengan janji Allah dalam surah al-Nur ayat yang ke-55 yang bermaksud : “Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal saleh di antara kamu bahawa Ia akan menjadikan mereka khalifah-khalifah yang memegang kuasa pemerintahan di bumi….”. “Saya mengaku, sebelum ini saya tersilap kerana menyangka PBM mampu memperjuangkan agama Islam di negara ini. Namun, sepanjang tempoh lima tahun saya menyertai PBM, saya tidak nampak usaha dan komitmen yang bersungguh-sungguh daripada pemimpin-pemimpin tertinggi PBM untuk tujuan tersebut. PBM tidak ubah seperti tali barut penjajah yang setia kepada tuannya”. “Minta maaf Datuk, saya tidak mahu ditipu dan tertipu untuk kali yang kedua”. “Abang !”. Perbincangan antara ayah dengan Datuk Mulus tiba-tiba terhenti apabila mama menghulurkan air basuh tangan kepada ayah beserta dengan kain tuala ‘good morning’ sebagai pengelap tangan. Mama kemudian mengambil aku dari riba ayah dan menyuruh aku masuk tidur. Sebagai anak yang patuh kepada kata-kata orang tua, aku menurut sahaja arahan mama, walaupun aku masih berminat untuk mendengar dialog ayah dengan Datuk Mulus tersebut. Aku masuk ke dalam bilik tidurku dan berpura-pura tidur. Tidak lama kemudian aku terdengar dentuman pintu kereta ditutup. Aku tahu Datuk Mulus dan orang-orangnya sudah bersiap sedia untuk pulang. Aku membuka sedikit daun pintu jendela bilikku. Sejurus kemudian, aku lihat kereta Volkswagen Datuk Mulus meluru dengan laju meninggalkan rumahku, bagaikan kecewa dengan keputusan perbincangan dengan ayahku sebelum itu. Setelah kereta Volkswagen tersebut hilang dari pandangan, tiba-tiba sahaja aku dikejutkan dengan bunyi tiga das tembakan. Aku percaya ketiga-tiga das tembakan tersebut ditujukan ke arah bahagian hadapan rumahku. Sebelum aku menutup kembali pintu jendela bilikku, aku sempat melihat sebuah motosikal berkuasa tinggi menghilang dari celah-celah kegelapan malam. Di ruang tamu, aku mendengar mama meraung seperti orang yang terkena histeria. Apabila aku keluar dari bilik, aku lihat mama sudah terkulai layu di atas tikar mengkuang sambil tercungap-cungap menahan keperitan akibat penyakit lelah yang sering kali dihadapinya itu. Aku cuba mendudukkan mama, tapi apakan daya, kudratku yang masih lemah tidak mampu untuk mengangkat beban yang seberat mama. Mama menyuruh aku pergi melihat ayah di luar rumah. Setibanya aku di muka pintu, jiran-jiran rumahku sudah penuh mengelilingi ayah. Aku lihat ayah tersungkur di hadapan tangga. Bahagian belakang ayah berlumuran darah. Ada yang menangis. Ada yang meraung dan ada yang hanya menitiskan air mata sahaja. Sambil meraung, aku lihat Makcik Lijah, jiran sebelah rumahku, meluru ke arah ayah. Bagaimanapun, sebelum sempat menyentuh tubuh ayahku, suaminya Pak Su Nor yang berada di bahagian kepala ayahku cepat-cepat memegang isterinya itu sambil berkata : “Ustaz dah mati. Jangan sentuh dia. Kita tunggu polis datang dulu”. Serentak dengan itu juga aku lihat Makcik Lijah terkulai layu di pangkuan suaminya, lalu diusung masuk ke dalam rumah. Beberapa orang lagi, terutamanya wanita tua turut tidak dapat menahan perasaan melihat percikan darah yang membasahi tubuh ayahku sehingga ada yang menutup muka, ada yang terduduk, malah ada yang menarik-narik rambutnya, seolah-olah tidak sedarkan diri. Aku yang pada mulanya ingin mendekatkan diri kepada ayah tiba-tiba terpaku di tengah tangga. Tanpa aku sedari, aku juga turut menitiskan air mata, lalu terduduk di atas tangga. Aku tidak meraung seperti Makcik Lijah itu kerana ayahku mendidik aku sejak kecil lagi agar menjadi seorang yang kuat semangat dan sabar. Aku tahu, bukan kesedihan meratapi kematiannya yang ayahku pinta, tetapi ketabahan meneruskan perjuangan yang diingininya daripadaku. Pada masa itu juga, Pakcik Karim, sahabat karib ayah, menaiki tangga lalu memegang tanganku. “Man masuk dalam, pergi tidur. Jangan bimbang, pakcik akan uruskan ayah dan mama Man”. Ketika Pakcik Karim memimpin tanganku naik ke atas rumah itu, aku dapat mencium bau kesturi yang sangat harum melalui tiupan angin yang memasuki rumahku. Walaupun ketika itu aku masih belum memahami erti perjuangan, jihad dan mati syahid, aku yakin bau kesturi tersebut datangnya dari arah tempat ayahku rebah menyembah bumi. Malah tidak mustahil, bau tersebut datangnya daripada darah-darah yang masih berterusan mengalir membasahi belakang ayahku itu. Maka benarlah firman Allah Ta‘ala dalam surah Ali Imran, ayat yang ke-169 hingga ayat ke-171 yang bermaksud : “Jangan kamu menyangka bahawa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahawa tidak ada kebimbangan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan kurnia yang besar daripada Allah, dan bahawa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”. Walaupun jasad ayahku telah mati, tapi aku percaya roh ayahku masih tetap hidup. Hidup di dalam diri para pengikutnya yang masih tetap setia memperjuangkan yang hak dan menentang kebatilan. Buktinya selepas kematian ayahku, jumlah ahli PSB di kampungku semakin hari semakin bertambah. Semangat perjuangan mereka semakin berkobar-kobar demi menuntut bela di atas kematian ayahku, pemimpin yang mereka sayangi itu. Walaupun pihak polis gagal mengesan pembunuh ayahku, tapi dari awal lagi aku sudah tahu siapa pembunuh yang sebenarnya. Siapa lagi kalau bukan sifat hasad dengki yang telah sebati dalam diri penyokong-penyokong fanatik PBM. Dengki terhadap ketokohan dan kewibawaan yang ada pada ayahku. Dengki kerana ayahku berjaya membawa sebahagian besar pengikutnya keluar dari PBM. Hanya mereka yang mementingkan periuk nasi dan perut masing-masing sahaja yang masih sanggup menjilat kekotoran yang terdapat dalam PBM. Kini aku sudah berumur tiga puluh lima tahun. Esok adalah hari ulang tahun ke-25 penubuhan PSB, satu-satunya parti politik yang memperjuangkan Islam yang syumul dan hakiki di negara ini. Esok aku akan dijemput naik ke atas pentas untuk menerima hadiah bagi pihak ayahku. Walaupun hadiah bukanlah segala-galanya, namun hadiah sekurang-kurangnya memberi rangsangan kepada generasi muda khususnya, agar tidak mudah kecewa atau putus asa dalam perjuangan. Pemberian hadiah kepada mereka yang telah banyak berjasa diharap dapat menyedarkan generasi muda agar menghormati perjuangan mereka yang terdahulu. Semoga generasi muda hari ni mengambil iktibar daripada sejarah hidup generasi yang terdahulu. Walau apa pun, hadiah yang bakal aku bawa pulang esok pasti tidak setanding dengan hadiah pengorbanan yang telah dicurahkan oleh ayahku kepada agama, bangsa dan negara. Hadiah tersebut tidak mungkin mampu membawa pulang ayahku ke dunia ini lagi. Dan yang pastinya juga, ayahku lebih selesa berada di taman syurga di alam kuburnya sekarang ini.

Minggu, 17 Maret 2013

Mendikbud: PAUD Bukan Tempat Belajar Calistung

DEPOK. Sekali lagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan sekolah dasar (SD) tidak boleh memberikan tes baca tulis hitung (calistung) kepada calon murid. Pendidikan anak usia dini (PAUD) bukanlah tempat bagi anak untuk belajar calistung Hal itu Mendikbud sampaikan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Depok, Senin (11/1). Nuh mengatakan, mengajarkan calistung adalah kewajiban SD, bukan PAUD. Oleh karena itu, anak yang akan masuk sekolah tidak boleh dituntut sudah menguasai calistung. “Bila sekolah dasar memberikan tes calistung kepada calon murid, maka anak-anak akan diajari calistung sejak taman kanak-kanak (TK). Jika di TK anak sudah diajari calistung, maka sejak masuk PAUD ia sudah diperkenalkan huruf. Jangan-jangan semenjak di dalam kandungan sudah diminta belajar,” kata Nuh melontarkan canda sembari menggambarkan bahwa tuntutan yang berat kepada anak usia dini akan membuat anak tersebut tertekan. Masa usia dini, adalah masa anak belajar melalui kegiatan bermain, atau kegiatan yang menyenangkan. Hal ini sering pula diingatkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog di beberapa kali kesempatan. Lydia yang juga akrab dikenal sebagai Reni Akbar-Hawadi pernah mengungkapkan bahwa memaksakan anak melakukan sesuatu yang sebenarnya ia belum siap justru akan memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan akhirnya memunculkan penolakan dari anak. Meski demikian, mengajarkan calistung kepada anak usia dini boleh saja dilakukan, asalkan anak tersebut memang tertarik dan memiliki kemampuan. Selain itu, metode pengajaran pun tidak boleh meninggalkan prinsip bermain dan menyenangkan. Akan tetapi, penguasaan calistung seharusnya tidak menjadi fokus pembelajaran, Metode pendekatan di PAUD, kata Reni, tidak hanya didasarkan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek motorik. Ini karena perkembangan anak usia 0-6 tahun masih terfokus pada aspek motorik, sehingga metode pembelajarannya pun lebih baik menekankan pengembangan soft skill, dan tentunya dengan cara bermain. (Dina Julita/HK)