Sabtu, 17 Agustus 2013

KELAS IDEAL DALAM IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

KELAS IDEAL DALAM IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan merupakan salah satu komponen pendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk menciptakan suasana tersebut, dibutuhkan keterampilan dari seorang guru atau pendidik. Suasana belajar yang kondusif tidak terlepas dari bagaimana seorang guru dapat menata kelas sedemikian rupa, sehingga menciptakan kenyamanan dan proses belajar-mengajarpun menyenangkan. Pengaturan ini meliputi pengaturan fisik, seperti pengaturan siswa, pengaturan tempat duduk siswa, letak papan tulis, ventilasi udara dan sebagainya, dan pengaturan nonfisik, berupa penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar yang berasal dari lingkungan. Apabila suasana kelas telah kondusif dan berlangsung secara kontinyu (berkesinambungan) maka dapat dipastikan keberhasilan atau tujuan pengajaran pada saat itu dapat tercapai, demikian itu merupakan implikasi dari suatu kelas yang ideal. A. Penataan Ruang Kelas Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu: 1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan) Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran. 2. Accesibility (mudah dicapai) Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja. 3. Fleksibilitas (Keluwesan) Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok. 4. Kenyamanan Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas. 5. Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu: • Ukuran bentuk kelas • Bentuk serta ukuran bangku dan meja • Jumlah siswa dalam kelas • Jumlah siswa dalam setiap kelompok • Jumlah kelompok dalam kelas • Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita). Berkaitan dengan penataan ruang kelas belajar maka pada penulisan makalah ini hanya berkaitan dengan pengelolaan kelas berupa penempatan tempat duduk siswa saja. B. Tempat Duduk Siswa Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang. Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas. Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk yang bias digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk berjejer kebelakang digunakandalam kelas dengan metode belajar ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi setengah lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk dengan metode kerja kelompok atau bahkan bentuk pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie (2007: 52) ada beberapa model penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya seperti: • Meja tapal kuda, siswa bekelompok di ujung meja • Penataan tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan • Meja Panjang • Meja Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan • Meja berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja Dan masih ada beberapa bentuk posisi tempat duduk yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif ini. Dalam memilih desain penataan tempat duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas yang kan disesuaikan pula dengan metode yang akan digunakan. Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi para siswa. C. Penggunaan Sumber Belajar dan Pemanfaatan yang Berasal dari Lingkungan Selain pengaturan fisik, hal yang tidak kalah pentingnya yaitu pengaturan sumber belajar. Keterampilan guru dalam memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan memiliki nilai tersendiri dan dapat menciptakan suasana kelas yang berbeda atau tidak monoton lantaran penggunaan sumber belajar yang berasal dari satu sumber saja. Efektivitas sumber belajar yang berasal dari lingkungan dalam menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan adalah tergantung pada bagaimana seorang guru dapat memanfaatkan apa-apa yang ada di sekitar. Misalnya pada pelajaran biologi, idealnya kelas tidak hanya diselenggarakan di dalam ruangan kelas (kelas dalam arti sebenarnya), tetapi dapat juga dilakukan di alam terbuka, karena di alam terbuka akan banyak tersedia sumber belajar yang dapat dimanfaatkan seorang guru pada mata pelajaran biologi. Jadi intinya, bagaiamana kepiawaian seorang guru memanfaatkan segala apa yang ada di sekitar, sesuai dengan tema atau materi yang akan diajarkan, hal ini penting demi terciptanya suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Sebuah uraian singkat tentang “Kelas Ideal Dalam Implikasinya Terhadap Proses Pembelajaran” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata Kuliah PPL II yang dibawakan oleh Drs. H. Adung Abdul Mukti. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga rampungnya tugas ini. Kami merasa bahawa dalam penyusunan tugas ini masih teradapat kekurangan, oleh karenanya, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyususan selanjutnya agar lebih baik. Semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi semua pembaca pada umumnya. Serang, April 2010 KELAS IDEAL DALAM IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN Oleh : Apud Ismail Jazuli Madkadi Sukbari INSITUT AGAMA ISLAM BANTEN (IAIB) 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar