Seberapa sering Anda terbawa emosi saat
terlibat pertengkaran dengan orang lain? Ketika Anda sudah dikuasai oleh
amarah, berdamai dengan diri sendiri bisa membuat Anda berpikir jernih dalam
mencari solusi. Tetapi bagaimana caranya?
1. Terjemahkan apa yang sebenarnya Anda
inginkan
Saat perdebatan dengan teman, kakak, rekan
kerja, atau siapapun, dan suasana makin panas, Anda akan mudah sekali terbawa
emosi. Bukan saat yang tepat untuk bernegosiasi untuk mencari solusi bersama.
Berhentilah untuk selalu berusaha memecahkan segala macam persoalan. Hentikan
perdebatan, lalu mulai tuliskan perasaan Anda, atau cari teman yang dipercaya
untuk mendengarkan masalah Anda. Intinya, cara ini membantu Anda memikirkan
hasil atau solusi yang paling tepat. Mengambil keputusan saat pikiran dikuasai
amarah hanya akan membuat Anda mencari-cari alasan pembenaran dan menyalahkan
orang lain.
2. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
Ketika Anda sudah mengontrol pikiran Anda
dengan lebih tenang, Anda akan lebih mudah menghadapi orang lain. Jangan
sekali-kali berasumsi bahwa Anda tahu betul sumber masalahnya berdasarkan apa
yang dikatakan atau dipikirkan orang lain. Cari tahu sumber masalah dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin data dan fakta sebelum mulai membicarakan solusi.
Misalkan, pasangan Anda kesal karena tagihan membludak akibat belanja keperluan
rumah tangga. Daripada membalas dengan bentakan dan amarah, lebih baik tanyakan
apa yang membuat ia kesal dengan anggaran yang sudah Anda buat. Apakah menurutnya
Anda belanja lebih banyak darinya? Apakah Anda harus melakukan pengurangan,
atau memang penggunaan uang harus diperketat? Lakukan riset kecil-kecilan,
bandingkan dengan pengeluaran rumah tangga pada umumnya (dengan standar
tertentu), lalu diskusikan perbandingan tersebut dengan keluhan suami. Berusaha
memahami posisi orang lain (lawan bicara) akan memudahkan Anda untuk mencari
solusi bersama.
3. Tetapkan bentuk proses negosiasi
Jika pikiran sudah tenang dan terkontrol,
tentukan kepada siapa Anda ingin bicara dan menegosiasikan masalah, kapan dan
dimana tempat yang paling tepat. Persiapan ini penting untuk menciptakan
kenyamanan bagi kedua belah pihak yang berseteru. Siapkan juga alur pembicaraan
dan agendanya, sepakati bersama siapa yang memulai pembicaraan. Siapkan waktu
khusus untuk menyelesaikan masalah. Hal ini untuk menunjukkan itikad baik Anda.
4. Sampaikan pesan yang tepat
Mulailah berdiskusi untuk mencari solusi
dengan memunculkan sejumlah saran dan ide. Tunjukkan bahwa Anda mempunyai niat
serius untuk memperbaiki keadaan. Katakan juga bahwa niat baik ini adalah untuk
mencari solusi yang bisa disepakati dan dijalankan untuk kebaikan bersama. Tak
cukup hanya dengan ucapan, Anda juga harus menyelesaikan masalah dengan
menunjukkan perilaku yang mendukung ke arah positif. Sikap tubuh yang keliru,
yang menunjukkan emosi, bisa memperkeruh suasana.
5. Negosiasi
Saat Anda memulai bernegosiasi untuk
mencari solusi, kontrol diri Anda. Jangan memotong pembicaraan; bicaralah saat
sudah giliran Anda. Respons pernyataan lawan bicara dengan tenang. Tarik nafas,
dan berikan jeda beberapa detik untuk menjawabnya. Kontrol diri sangat penting
agar solusi bisa ditemukan dengan pikiran yang tenang dan bukan emosi.
Jika semua cara ini sudah dicoba, namun
masih juga belum menemukan penyelesaian, mediasi menjadi langkah selanjutnya.
Anda membutuhkan bantuan dari pakar atau dari pihak ketiga yang mampu
menetralkan suasana. Bisa teman yang dipercaya kedua belah pihak, seperti
keluarga, kolega, atau jika ingin lebih efektif, cari pakarnya. Pakar
profesional lebih memahami teknik mendamaikan pihak berseteru. Ini lebih baik
daripada mendiamkan masalah dan menumbuhkannya menjadi energi negatif.